Senat
mahasiswa Fakultas Sastra dan Budaya
Universitas Udayana merupakan salah satu lembaga organisasi
kemahasiswaan yang berada di bawah naungan lembaga legislatif mahasiswa yang
bernama BPM. Senat digunakan sebagai salah satu media untuk menyampaikan
aspirasi mahasiswa program studi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan kemahasiswaan. Dalam organisasi senat tentu saja dipimpin oleh salah
satu orang sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan yang dilakukan oleh senat
tersebut. Salah satunya adalah I Made Agus Atseriyawan Hadi Sutresna yang
merupakan ketua senat periode 2013.
Agus Atseriyawan yang akrab di
panggil Gus Cak lahir di Karangasem,27 Juni 1992, yang bertempat tinggal di
Ungasan kabupaten Badung kecamatan Kuta Selatan. Beragama Hindu, memiliki hobi
bermain basket, bermain musik gitar dan seruling. Riwayat pendididkan Gus Cak
antara lain:
![]() |
I Made Agus Atseriyawan Hadi Sutresna |
1. SDN
4 Ungasan
2. SMPN
2 Kuta Selatan
3. SMAN
1 Kuta Selatan
4.
Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.
Adapun
pengalaman organisasi yang dimiliki yaitu:
1.
Wakil ketua OSIS SMP
2. Bid
1 di MAHASABA tahun 2012
3. Bid
1 SMFS tahun 2011-2012
4.
Korbid 4 SMFS 2012
5.
Ketua SMFSB tahun 2013-2014
Motto
hidup yang dia miliki adalah “Senyum nikmati lalui”
Melalui
wawancara yang saya lakukan dengan ketua senat periode 2013 beliu memaparkan
beberapa harapan untuk senat yang lebih baik ke depannya. Berikut hasil
wawancara yang saya lakukan dengan Gus Cak :
1. Bagaimana pengalaman Anda menjadi ketua
senat selama tahun 2013 ?
“Sudah pasti banyak pengalaman yang saya
dapatkan, banyak belajar bagaimana memanajemen banyak orang, memanajemen waktu
dan ketika menjadi seorang pemimpin lebih mempelajari bagaimana karakter orang”
2. Apa saja suka duka yang Anda rasakan
menjadi ketua senat?
“
Setiap organisasi pasti tidak akan pernah luput dari masalah, adapun masalah
internnya yaitu mempertahankan keutuhan anggota agar bagaimana dari anggota
saya yang berjumlah 39 orang tetap 39 dan itu memang sangat sulit karena
terkadang ada beberapa anggota yang tiba-tiba vakum terlebih lagi sulit
dihubungi. Selain itu masalah ekstern yang dialami, saat adanya perubahan warna
topi dari kuning menjadi putih, saat itu kami dari senat mengusutnya sampai ke
STATUTA. Juga masalah pembongkaran gedung yang secara kontroversial lumayan
menguras pemikiran kami disenat apakah kami akan pro atau kontra, tetapi
akhirnya kami lebih memilih untuk melihat terlebih dahulu apakah ada
undang-undangnya atau tidak dan melihat juga seperti apa fungsi dan manfaatnya
nanti setelah menjadi gedung baru. Saya berfikir ini antara realita dan
idealis, karena ketika beberapa orang ingin mempertahankan gedung dengan alasan
apa yang mereka pelajari ditambah lagi menurut beberapa ahli bahwa apapun itu
adalah suatu peninggalan budaya. Melihat hal itu, kami selaku senat mencoba
mengakomodasi seluruh mahasiswa di Sastra yang dari berbagai jurusan, jadi kami
menyerahkan permasalahan ini kepada Fakultas dan Universitas. Dan pada akhirnya
pun gedung itu bukan termasuk peninggalan budaya yang akhirnya sekarang pun
bisa dilihat pembongkaran sudah dilakukan. Terlepas dari itu, suka yang saya
rasakan berada dalam keluarga senat ini juga sangat banyak selain banyak
mengenal teman-teman dari berbagai jurusan dan angkatan juga dapat berbagai
pengalaman.
3. kepengurusan senat periode ini akan
segera berakhir, untuk itu apa harapan Anda kepada calon ketua senat selanjutnya?
“Dapat
menjaga nama almamater SMFSB, lebih meningkatkan eksistensinya, lebih menjalin
hubungan baik dengan HMJ maupun UKM. Karena memang tidak dipungkiri banyak
jurusan dan juga menyatukan pemikiran dari banyak jurusan dan juga semoga
sesuatu yang belum bisa diraih di tahun 2013 didapatkan di tahun 2014. Salah
satu contohnya yaitu mengharmoniskan dan menjalin hubungan yang baik antar
seluruh mahasiswa dan yang terpenting apa yang bisa kita berikan untuk fakultas
bukan apa yang fakultas berikan untuk kita”.
4. Setelah selesai menjabat menjadi ketua
senat, apakah kegiatan yang akan Anda lakukan?
“ Saya akan lebih memfokuskan diri untuk
kuliah, karena saya juga sempat berada di almamater dan organisasi ini mungkin
saya akan tetap ikut terlibat walaupun tidak secara langsung”
5. Apa pesan Anda sebagai ketua senat untuk
seluruh mahasiswa Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana?
“ Pesan
saya untuk seluruh mahasiswa Fakultas Sastra dan Budaya yaitu, senat itu bukan
jurusan baru dan bukan jurusan ke 9 di
FSB. Senat itu sebenarnya merupakan bagian dari seluruh mahasiswa FSB. Oleh
karena itu, antara senat, HMPS maupun UKM perlu mengadakan suatu kerjasama yang
baik agar bisa memberikan kontribusi yang terbaik untuk FSB UNUD.
(dewi)